Sabtu, 01 Juli 2023

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NURUL HUDA AIRKUNING

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NURUL HUDA AIRKUNING
05 - 07 - 2010

  NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Lembaga ini bernama “YAYASAN NURUL HUDA” AIRKLUNING  di disingkat (YANHA) bertempat kedudukan di Kampung Keramat Desun Anyar  Desa Airkuning Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana - Bali .

 WAKTU DAN LAMANYA BERDIRI

Pasal 2

Lembaga ini berdiri pada hari Senin  Tanggal lima Juli  Tahun Dua Ribu Sepuluh  dandiperbaharui pada hari Senin  Tanggal lima  Juli  Tahun Dua Ribu Sepuluh dan didirikan untuk waktu yang telah ditentukan lamanya.

  AZAS DAN TUJUAN

Pasal 3

Lembaga ini berazaskan Pancasila dan Undang-Undag Dasar 1945, serta syari’at islam Nahdlatul ‘Ulama sedangkan maksud ialah : sebagai sarana untuk berpastisipasi dalam pembangunan, khususnya dalam menggali dan mengembangkan sumber daya manusia (suprastruktur). Adapun tujuan dari Lembaga ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan Masyarakat tentang berbagai kebijakan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta Sumber Daya Manusia (SDM) melalui usaha-usaha yang teratur, terencana dan berkesinambungan.

KEGIATAN

Pasal 4

Untuk mencapai maksud dan tujuan seperti yang tercantum dalam pasal 3 diatas, Lembaga ini menjalankan usaha-usaha diantaranya :

1. Dalam bidang sosial yang meliputi:

    a.     Mendirikan dan/atau mengelola pendidikan  atau pelatihan yang memperkuat pengamalan 

           ajaran agama islam  dan partisipasi masyarakat dalam mengambil ikut mengevaluasi kebijakan 

            publik.

    b.     Mendirikan dan/atau mengelola lembaga pendidikan non formal yang meliputi:

            1)    Pendidikan keagamaan 

            2)    Pendidikan  Raudlatul atfal atau Taman Kanak kanak

            3)    Pendidikan  Kemasyarakatan

            4)    Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Keagamaan

            5)    Serta Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan wacana masyarakat terkait 

                    kebijakan public.

    c.     Sebagai lembaga social  evaluasi kebijakan.

2.Dalam bidang kemanusiaan yang meliputi : Memberikan Bantuan  kepada masyarakat dalam bidang finansial khususnya bagi masyarakat yang berduka karena kematian keluarga , kekurangan modal kerja melaut  serta menyelenggaraan / berupaya mengakomodir aspirasi yang berkembang di masyarakat, baik di bidang IPTEK, Sosial, Ekonomi dan praktek keagamaan , maupun lingkungan, meliputi penelitian, pengembangan, dan pengkajian serta komunikasi informasi dan edukasi.

  KEKAYAAN

 Pasal 5

 Kekayaan Lembaga diperolah dari:

 1. Modal Pangkal sebesar Rp. 25.000.000.00 (Dua Puluh Lima Juta Rupaih).

 2. Pemberian, sumbangan sumbangan dalam bentuk Zakat , infaq maupun shodaqoh yang tidak mengikat dari badan badan  pemerintah  maupun swasta dan perorangan.

 3. Warisan, hibah, hibah wasiat dan wakaf.

 4. Perolehan yang lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Lembaga dan/atau peraturan Undang-undang yang berlaku.

 5. Semua kekayaan Lembaga harus dipergunakan untuk mencapai dan tujuan Lembaga.

  ORGAN LEMBAGA

Pasal 6

  Lembaga mempunyai organ yang terdiri dari Pembina, Pengawas dan Pengurus. Pengurus ini terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Orang Koordinator (tergantung kebutuhan), semuanya diangkat oleh Dewan Pembina untuk waktu yang ditentukan selama-lamanya 5 tahun dan dapat dipilih kembali.

 PEMBINA

 Pasal 7

1.    Pembina adalah organ Lembaga yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas.

2.    Pembina terdiri dari seorang atau lebih anggota pembina.

3.    Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota, maka seorang diantaranya diangkat sebagai Pembina.

4.    Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah perseorangan sebagai pendiri Lembaga dan/atau mereka yang berdasarkan keputusan Rapat Anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan.

5.    Anggota Pembina tidak diberi gaji dan /atau tunjangan oleh Lembaga.

6.    Dalam hal Lembaga oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota Pembina, maka dalam waktu Tiga Puluh hari sejak terjadinya kekosongan tersebut wajib diangkat anggota Pembina berdasarkan keputusan Rapat Gabungan Anggota Pengawas dan Anggota Pengurus.

7.    Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Lembaga paling lambat  Tiga Puluh hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

 Pasal 8

 1.    Masa Jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya.

2.    Jabatan anggota pembina akan berakhir dengan sendirinya, apabila anggota Pembinatersebut:

a. Meninggal dunia.

b. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana   diatur dalam pasal 7 ayat 7

     c. Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat.

e. Dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu  penetapanpengadilan.

3.    Dilarang untuk menjadi anggota pembina berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 TUGAS DAN WEWENANG PEMBINA

Pasal 9

1.    Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama pembina.

2.    Kewenangan pembina meliputi:

a.     keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar.

b.    Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas.

c.     Penetapan kebijakan umum Lembaga berdasarkan Anggaran Dasar Lembaga.

d.    Pengesahan Program Kerja dan rancangan anggaran tahunan Lembaga.

e.     Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Lembaga.

f.     Pengesahan laporan tahunan.

g.    Penunjukan likuidator dalam hal Lembaga dibubarkan.

3.    Dalam hal hanya ada seorang anggota Pembina, maka segala tugas dan wewenagn yangdiberikan kepada Ketua Pembina atau anggota Pembina berlaku pula baginya.

 PENGURUS

Pasal 10

1.    Pengurus adalah organ Lembaga yang melaksanakan kepengurusan Lembaga yang sekurang-kurangnya terdiri dari:

a.     Seorang Ketua.

b.    Seorang Sekretaris.

c.     Seorang Bendahara.

2.    Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat menjadi Ketua Umum.

3.    Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat menjadi Sekretaris Umum.

4.    Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat menjadi Bendahara Umum.

 KEANGGOTAAN PENGURUS

Pasal 11

Keangotaan Pengurus berakhir karena:

1.    Meniggal dunia.

2.    Mengundurkan diri.

3.    Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam denganhukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun

4.    Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina.

5.    Masa Jabatan berakhir.

6.    Tidak aktif secara berturut turut 1 (satu) tahun.Bila terdapat suatu lowongan dalam susunan pengurusan, maka Pembina berhak mengisi lowoangan tersebut.

  TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS

 Pasal 12

 1.    Pengurus bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Lembaga untuk kepentingan  Lembaga.

 2.    Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Lembaga untukdisahkan pembina.

 3.    Pengurus berhak mewakili Lembaga di dalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dankejadian dengan persetujuan dari Pembina.

 4.    Pengurus tidak berwenang mewakili Lembaga dalam hal mengikat Lembaga sebagai penjamin utang, membebani Kekayaan Lembaga demi kepentingan lain.

  PENGAWAS

 Pasal 13

 1.    Pengawas adalah organ Lembaga yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi  nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Lembaga.

 2.    Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas.

3.    Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas, maka 1 (satu) orang di antaranyadapat diangkat seagi Ketua Pengawas.

 KEANGGOTAAN PENGAWAS

 Pasal 14

 Jabatan Pengawas berakhir apabila:

 1.    Meninggal Dunia.

 2.    Mengundurkan Diri.

 3.    Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam denganhukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahu.

 4.    Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina.

 5.    Masa Jabatan berakhir.

  TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS

Pasal 15

1.    Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas Pengawas untuk kepentingan Lembaga.

 2.    Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama Pengawas.

 3.    Pengawas berwenang memeriksa dokumen, pembukuan dan memasuki bangunan halaman atau tempat yang dipergunakan Lembaga.

 4.    Mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh Pengurus dan memberi peringatan kepada pengurus.

 RAPAT-RAPAT

 Pasal 16

 Rapat Lembaga terdiri dari rapat pembina, rapat pengurus, rapat pengawas, dan rapat gabungan.

 1.    Rapat Pembina:

 a.     Rapat pembina diadakan paling lambat sedikit sekali dalam satu tahun, paling lambat dalam waktu lima bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan.

b.    Panggilan rapat pembina dilakukan oleh pembina secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat tujuh hari sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

 c.     Rapat pembina dipimpin oleh ketua pembina, dan jika ketua pembina tidak hadir atau berhalangan, maka rapat pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dandari anggota pembina yang hadir.

d.    Setiap rapat pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatngani oleh ketua dan sekretaris rapat.

  2.    Rapat Pengurus:

 a.     Rapat pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintaantertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas atau pembina.

b.    Panggilan rapat pengurus dilakukan leh pengurus yang berhak memwakili pengurus.

 c.     Rapat pengurus diadakan ditempat kedudukan Lembaga atau ditempat kegiatanLembaga.

 d.    Rapat pengurus dipimpin oleh ketua umum.

e.     Apabila ketua berhalangan hadir, maka rapat pengurus dipimpin oleh seorang anggota pengurus yang dipilih oleh dan dari pengurus yang hadir.

 3.    Rapat Pengawas:

 a.     Rapat pengawas dapat dilakukan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan  tertulis dari seorang atau lebih pengawas atau pembina.

 b.    Rapat pengawas diadakan ditempat kedudukan Lembagaatau ditempat kegiatanLembaga.

 c.     Rapat pengawas dipimpin oleh ketua pengawas.

 d.    Apabila ketua pengawas berhalangan hadir, maka rapat pengawas akan dipimpin oleh salah seorang pengawas yang dipilih oleh dan dari pengawas yang hadir.

 4.    Rapat Gabungan:

 a.     Rapat gabungan adalah rapat yang didakan oleh pengurus dan pengawas untuk mengangkat pembina.

 b.    Rapat gabungan diadakan paling lambat 30 hari terhitung sejak Lembaga tidak lagi mempunyai pembina.

 c.     Pemanggilan rapat dilakukan oleh pengurus.

d.    Rapat gabungan dipimpin oleh ketua pengurus, apabila ketua berhalangan makapimpinan rapat dipimpin oleh ketua pengawas.

 e.     Apabila keduanya tidak hadir maka, rapat gabungan dipimpin oleh pengurus atau pengawas yang pilih oleh dan dari pengurus dan pengawas yang hadir.

PEMBUKUAN DAN PERTANGGUNG JAWAB

Pasal 17

Tahun buku Lembaga adalah tahun almanak. Pembina diwajibkan membuat pembukuan yang tertib dan rapi mengenai Lembaga ini, sedangkan neraca tahunan harus disahkan oleh Rapat Pembina.

 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 18

Perubahan anggaran Dasar Lembaga dapat dilakukan atas Keputusan Rapat Pembina Pleno yangkhusus diadakan untuk keperluan itu dan keputusan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya2/3 dari anggota Dewan Pengurus yang hadir.

 PEMBUBARAN

Pasal 19

Pembubaran Lembaga ini hanya dapat dilakukan atas dasar keputusan Rapat Dewan Pengurus yang sengaja diadakan untuk keperluan itu dan dihadiri sedikitnya ¾ dari anggota penggurusserta disetujui oleh paling sedikit 2/3 dari jumlah anggota penggurus yang hadir, sedangkan keputusan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, dan penyelesaian likuidasi dilakukanoleh para anggota Dewan Pengurus, kecuali rapat pembubaran menentukan lain. Jika setelah likuidasi masih ada sisa kekayaan, maka sisa kekayaan Lembaga tersebut harus diberikan kepada badan yang mempunyai tujuan dengan Yasyasan ini atau kepada badan sosial lain yang disetujui oleh rapat pembubaran.

PENUTUP

Pasal 20

Hal-hal yang belum diatur atau kurang lengkap diatur dalam anggaran Dasar ini dapat diputusoleh Dewan Pengurus dan apabila dianggap perlu dapat diatur dalam Aturan Rumah Tangga atau Peraturan lain yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

 ANGGARAN RUMAH TANGGA

 BAB I

KEANGGOTAAN  DAN  SATUAN ANGGOTA

Pasal 1

KEANGGOTAAN

Untuk menjadi anggota YAYASAN  NURUL HUDA  AIRKUNING  harus memenuhi ketentuan Ketentuan sebagai berikut:

      1. Warga Negara Indonesia.

      2. Menyatakan diri secara sukarela menjadi anggota.

      3. Ditetapkan dan disahkan oleh Dewan Pembina.

 Pasal 2

SATUAN ANGGOTA

Anggota Yayasan Nurul Huda  terdiri dari:

1.    Anggota biasa, yaitu semua anggota YANHA yang memenuhi ketentuan pasal 1.

2.    Anggota luar biasa yaitu simpatisan dan para purna anggota YANHA.

3.    Anggota kehormatan, yaitu para cendekiawan dan mereka yang dianggap telah berjasa kepada YANHA  dan pengembangan masyarakat umumnya.

 BAB II

KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

Pasal 3

KEWAJIABAN ANGGOTA

1.    Anggota Biasa:

a.     Menghayati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga.

b.    Mentaati dan memenuhi seluruh keputusan lembaga.

c.     Melaksanakan dan memperjuangkan seluruh keputusan lembaga

d.    Membela kepentingan lembaga, manakala ada hal-hal yang akan merugikan nama baik  lembaga.

e.     Membayar iuran secara aktif.

2.    Anggota luar biasa dan anggota kehormatan: Mempunyai kewajiban yang sama dengan anggota biasa lainnya kecuali ayat 1.e.

Pasal 4

HAK ANGGOTA

1.    Anggota biasa berhak untuk:

a.     Memperoleh perlakuan dan pelayanan yang sama dari lembaga.

b.    Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul-usul dan saran-saran.

c.     Mempunyai hak dipilih dan memilih.

d.    Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidkan dan latihan, penataran, bimbingn dan ketermapilan dalam berorganisasi.

e.     Hak-hak lain yang akan ditentukan dalam peraturan Organisasi.

2.    Anggota luar biasa dan anggota kehormatan:Mempunyai hak yang sama dengna anggota biasa kecuali nayat 1.c, 1.d, dan 1.e.

 BAB III

KEHILANGAN KEANGGOTAAN, SKORSING DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 5

1.    Anggota kehilangan keanggotaannya karena:

a.     Meniggal Dunia.

b.    Atas permintaan sendiri secara tertulis.

c.     Diberhentikan.

2.    Anggota dapat skorsing atau diberhentikan apabila:

a.     Bertindak bertentangan dengan AD/ART lembaga.

b.    Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik lembaga.

3.    Keputusan Skorsing atau pemberhentian hanya dapat dilakukan dengan peringatan terlebih dahulu, kecuali mengenai hal-hal yang luar biasa.

4.    Anggota yang terkena tindakan skorsing atau pemberhentian dapat membela diri padaforum musyawarah yang diadakan untuk itu.

 BAB IV

KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG PESERTA & WAKTU RAPAT-RAPAT

Pasal 6

RAPAT PEMBINA PLENO

1.    Memegang kekuasaan tertinggi dalam lembaga.

2.    Menetapkan dan merubah AD/ART, Program kerja dan rekomendasi-rekomendasi prinsipil.

3.    Menilai pertanggungjawaban pengurus.

4.    Memilih dan menetapkan susunan pengurus melalui pemilihan formatur.

5.    Memilih dan menetapkan Dewan Pembina.

6.    Menetapkan rapat Dewan Pengurus berikutnya.

7.    Rapat Dewan Pengurus Pleno diadakan sekali dalam lima tahun.

8.    Rapat Dewan Pengurus Pleno dihadiri oleh anggota–anggota Dewan Pengurus.

9.    Rapat Dewan Pengurus Pleno dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah bagian anggotaDewan Pengurus.

 Pasal 7

RAPAT TAHUNAN

1.    Mengadakan penilaian tehadap pelaksanaan program umum dan menetapkan pelaksanaanselanjutnya.

2.    Rapat tahunan diselenggarakan sedikitnya 1 kali dalam satu tahun.

3.    Sekurang-kurangnya dihadiri oleh lebih dari setengah bahagian angota Dewan Pengurus.

 Pasal 8

RAPAT KERJA PENGURUS

1.    Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja dan menetapkan pelaksanaanselanjutnya.

2.    Diselenggarakan sedikitnya sekali dalam tiga bulan.

 BAB V

HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 9

Hak bicara dan hak suara peserta rapat adalah:

1.    Hak bicara hakekatnya menjadi hak perorangan yang penggunaannya diatur oleh pesertarapat.

2.    Hak suara anggota dipergunakan dalam pengambilan keputusdan pada sasarnya dimilikioleh peserta.

 

Kegiatan Mengaji Santri Putri

Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H